Budaya tertib berkendara di area perusahaan menjadi tantangan bagi manajemen untuk dapat menjawab tantangan dalam upaya memastikan semua pekerja maupun pendukung yang melakukan aktifitas di area perusahaan dapat mengikuti budaya standard safety driving. Dalam implementasi tertib berkendara ini manajemen perusahaan perlu memastikan aturan berkendara yang berlaku sudah sesuai dengan kondisi area pekerjaan melalui evaluasi forum group discussion (FGD) antara semua stakeholder yang berkompeten dalam evaluasi kebijakan safety driving.
“Bagaimana dapat menjadikan berkendara lebih safety bagi semua pekerja dan supporting perusahaan?”
Standard safety driving yang utama untuk berkendara lebih safety perlu mengimplementasikan defensive driving dimana pengemudi secara sadar mengurangi bahaya melalui tertib berkendara. Teknik defensive driving mengurangi kemungkinan terjadinya insiden serta dapat memberikan penghematan biaya dari perawatan kendaraan dan konsumsi bahan bakar melalui cara mengemudi sesuai Standard safety driving. Kesadaran merupakan kunci dalam defensive driving untuk memastikan pengemudi mengetahui potensi bahaya dari pengguna jalan lain saat mengemudi, sehigga memungkinkan pengemudi dapat mengambil tindakan proaktif untuk menghindari insiden. Pada Standard safety driving perlu melihat 15 detik ke depan untuk memberi waktu pada pengemudi dalam melihat potensi bahaya disekitar saat mengemudi. Dalam mengemudi defensive perlu selalu melihat kaca spion dan melihat ke luar kendaraan untuk membantu pengemudi dalam mewaspadai kemungkinan bahaya sebelum terlambat.
Setelah kita mengetahui dan menerapkan defensive driving, perusahaan oil & gas juga menerapkan aturan dan spesifikasi dalam pemeliharaan kendaraan yang dapat digunakan di area perusahaan, yaitu: spesifikasi kendaraan harus dipatuhi sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan, kendaraan harus diinspeksi dan dipelihara secara rutin seperti sebelum berkendara dan/atau sesuai ketentuan dari pabrikan pembuat kendaraan, kerusakan pada kendaraan harus dilaporkan dan perbaikan harus dilakukan sebelum kendaraan digunakan kembali, Kendaraan yang digunakan harus sesuai dengan peruntukannya berdasarkan pada penilaian penggunaannya dan dilakukan pemeliharaan rutin agar dapat beroperasi dengan selamat sesuai dengan spesifikasi dan persyaratan peraturan perundangan yang berlaku, Usia kendaraan direkomendasikan tidak melebihi 5 (lima) tahun di akhir kontrak pada saat digunakan, dan penggunaan sepeda motor, All-Terrain Vehicles (ATV), Utility Terrain Vehicles (UTV) atau yang sejenis agar dihindarkan. Bila tidak dapat dihindarkan, penilaian risiko menyeluruh harus dilakukan.
Penerapan standard dalam memberikan izin pengemudi untuk dapat memperoleh surat pengemudi di area perusahaan oil & gas perlu melalui 4 (empat) tahapan berikut :
Seleksi pengemudi merupakan seleksi administrasi melalui pengumpulan syarat – syarat administrasi pengemudi dan kendaraan yang digunakan (SIM yang masih berlaku, STNK kendararaan yang digunakan operational memasuki area perusahaan, dan bukti medical checkup terakhir)
Pelatihan defensive driving merupakan pelatihan dalam upaya perusahaan mengenalkan aturan dan rambu – rambu yang berlaku selama mengemudi di area perusahaan. Sertifikat pelatihan ini menjadi syarat utama dalam mengajukan untuk tes kompetensi uji pengemudi.
Tes Kompetensi pengemudi merupakan tes menggunakan kendaraan operational perusahaan dengan melalui berbagai kondisi medan sesuai area bekerja di perusahaan.
Tes commentary driving merupakan tes dalam memberikan komentar saat berkendara melalui penerapan defensive driving melalui tindakan saat berkendara di dalam area perusahaan.
Keempat tahapan tersebut perlu diselesaikan bagi semua pekerja yang bekerja pada perusahaan oil & gas. Pekerja yang telah memperoleh surat pengemudi resmi dari perusahaan tetap perlu meningkatkan kemampuannya selama mengemudi serta perlu memperhatikan batasan waktu mengemudi dan jam bekerja.
Batasan waktu mengemudi perlu memperhatikan beberapa faktor dalam upaya menjaga konsistensi dalam defensive driving. Pengemudi hanya mengoperasikan kendaraan jika telah melakukan istirahat yang cukup dan dalam kondisi sadar. Pengemudi perlu memastikan waktu kerjanya sesuai dengan peraturan dan perlu menentukan waktu – waktu istirahat saat mengemudi. Pengemudi juga perlu mengenali tanda – tanda kelelahan (fatigue) dan permasalahan kesiagaan (alertness problem) serta pengemudi harus mengetahui cara mengatasinya. Apabila pengemudi tidak mengetahui cara mengatasinya dapat berakibat fatal saat berkendara di jalan raya, terutama saat fatigue dapat memicu microsleep yang dapat memicu insiden. Oleh karena itu, sebelum terjadi fatigue pengemudi harus melakukan istirahat sejenak dalam waktu 2 jam mengemudi dengan istirahat 5 -10 menit. Perlu diperhatikan juga batas kecepatan maksimum yang diperbolehkan di area perusahaan adalah 40 km/jam sedangkan di luar perusahaan maksimum 80 km/jam.
Tetap safety dengan penerapan defensive driving harus menjadi budaya tertib berkendara dalam area perusahaan maupun di luar area perusahaan. Budaya tertib berkendara ini juga perlu diterapkan dan dicontohkan kepada masyarakat sekitar perusahaan melalui berbagai program kerjasama dan reward antara perusahaan dan masyarakat sekitar. Semangat dan sadar penerapan safety driving kunci mengemudi lebih safe dan lebih konsisten menjaga komitmen perusahaan dalam safety.
Gambar 1 7 Safety rules dalam mengemudi