PERLU MEMAHAMI MATERIAL SAFETY DATA SHEET (MSDS) DI INDUSTRI
PERLU MEMAHAMI MATERIAL SAFETY DATA SHEET (MSDS) DI INDUSTRI
Bahan kimia yang digunakan pada industri memiliki bahaya terhadap kesehatan yang merugikan dalam jangka panjang. Pada tempat kerja, paparan bahaya kimia merupakan jenis bahaya kerja yang tidak dapat dihindari bagi pekerja di area produksi. Penambahan zat kimia ini sebagai optimalisasi atau sebagai bahan katalis untuk memperoleh produksi minyak atau gas sesuai standard penjualan. Upaya pencegahan paparan bahan kimia dengan menganalisa terlebih dahulu karakteristik bahan kimia tersebut melalui material safety datasheet (MSDS). Penggunaan alat pelindung diri (APD) yang sesuai dengan MSDS bahan kimia akan memberikan perlindungan ekstra bagi pekerja yang bekerja dengan paparan bahan kimia. Produk APD dengan spesifikasi standard international untuk mengatasi paparan bahan kimia dapat menggunakan hand protection chemical, respiratory protection, protective apparels, eye protection maupun kelengakapan APD lainnya sesuai rekomendasi penanganan dari MSDS. Atas dasar tersebut, MSDS menjadi hal utama yang perlu diperhatikan sebelum melakukan pekerjaan dengan paparan zat kimia.
Material Safety Data Sheet (MSDS) atau disebut Lembar Data Keselamatan Bahan (LDKB) adalah dokumen yang berisi informasi mengenai potensi bahaya (kesehatan, kebakaran, reaktifitas dan lingkungan) dan cara bekerja yang aman dengan produk kimia. Ini adalah titik awal yang penting untuk pengembangan program keselamatan dan kesehatan yang lengkap. MSDS juga berisi informasi tentang penggunaan, penyimpanan, penanganan dan prosedur darurat semua yang terkait dengan material. MSDS berisi lebih banyak informasi tentang materi daripada label. MSDS dipersiapkan oleh pemasok atau produsen bahan. Hal ini dimaksudkan untuk memberi informasi mengenai bahaya dari produk, serta cara menggunakan produk dengan aman. MSDS juga menjelaskan risiko apabila rekomendasi tidak diikuti, serta penanganan Ketika terjadi kecelakaan serta MSDS juga dijelaskan cara mengenali gejala overexposure terhadap bahan kimia tersebut. Material Safety Data Sheet (MSDS) atau disebut Lembar Data Keselamatan Bahan (LDKB) harus diketahui oleh area authority dan profesional HSE yang bekerja pada area tersebut.
Paparan bahan kimia paling sering terjadi di area kerja melalui inhalasi dimana paparan kimia ini melalui gas, uap, kabut, debu, dan asap yang terhirup. Pekerja yang memiliki pekerjaan yang melibatkan pekerjaan fisik dapat menghirup tingkat bahan kimia yang lebih tinggi jika bekerja di area dengan udara yang terkontaminasi. Hal ini karena pekerja yang melakukan pekerjaan fisik akan menukar lebih dari 10.000 liter udara selama 8 jam sehari, sedangkan pekerja yang tidak melakukan pekerjaan fisik hanya akan menukar 2.800 liter. Jika udara terkontaminasi di tempat kerja, pertukaran udara yang lebih banyak akan menyebabkan penghirupan bahan kimia dalam jumlah yang lebih tinggi. Paparan bahan kimia dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan kerusakan organ, kecacatan hingga fatality. Selanjutnya paparan bahan kirmia pada kulit yang menyebabkan kecelakaan kerja dari paling ringan kulit mengalami iritasi lokal hingga kulit melepuh yang merusak jaringan maupun organ tubuh pekerja yang terpapar bahan kimia secara langsung. Bahan kimia juga dapat mengakibatkan keracunan dan luka bakar terhadap tubuh, sehingga pentingnya menganalisa MSDS menjadi kunci penanganan dan pencegahan terhadap paparan bahan kimia terhadap tubuh pekerja yang bekerja pada area tersebut.
Penulisan sebuah MSDS sesuai standard Peraturan Pemerintah No.74 tahun 2001 mengenai pengelolaan bahan berbahaya dan beracun harus mencakup informasi mengenai pengendalian bahan kimia berbahaya sebagai berikut :
1. Identitas bahan dan nama perusahaan;
2. Komposisi bahan;
3. Identifikasi bahaya
4. Tindakan P3K
5. Tindakan penanggulangan kebakaran
6. Tindakan mengatasi tumpahan dan kebocoran
7. Penyimpanan dan penanganan bahan
8. Pengendalian pemajanan dan alat pelindung diri
9. Sifat fisika dan kimia
10. Stabiliatas dan reaktifitas bahan
11. Informasi toksikologi
12. Informasi ekologi
13. Pembuangan limbah
14. Pengangkutan bahan
15. Informasi peraturan perundangan yang berlaku
16. Informasi lain yang diperlukan
Berdasarkan informasi pada MSDS tersebut, maka setiap pekerja yang melakukan kegiatan di area paparan bahan kimia juga harus mencegah terjadinya pencemaran dari aktifitas pembuangan bahan kimia ke lingkungan tanpa melalui proses pengolahan terlebih dahulu. Pembuangan bahan kimia yang tidak terkontrol dapat memberikan dampak lingkungan yang sangat buruk. Perusahaan oil & gas yang sudah tentu memiliki bahan kimia dari proses pengaliran minyak dan gas harus memiliki peraturan yang ketat terhadap penggunaan dan penanganan dari dampak aktifitas produksi terhadap lingkungan sekitar.
Bagaimana mengontrol paparan bahan kimia?
Bagi pekerja yang memiliki pekerjaan di area paparan bahan kimia tinggi dapat melakukan pengendalian melalui metode eliminasi dan substitusi, kontrol rekayasa, kontrol administrasi dan praktik kerja serta penggunaan APD yang tepat. Pada metode eliminasi dan substitusi dengan cara mengendalikan paparan bahan kimia di tempat kerja melalui penghapusan atau penggantian semua bahan kimia yang dianggap atau diketahui menyebabkan penyakit dan/atau kematian. Metode kontrol rekayasa dengan cara melakukan perubahan fisik yang dibuat pada lingkungan kerja dimana akan menghilangkan atau mengurangi risiko paparan bahan kimia. Pekerjaan mengurangi risiko dengan perubahan pada area kerja ini perlu dilakukan kajian oleh engineer terutama process safety engineer untuk memisahkan atau memberikan barrier terhadap area kerja dan area paparan kimia. Metode yang umum dilakukan adalah penggunaan APD yang tepat berdasarkan rekomendasi APD sesuai yang tertulis pada MSDS, terutama terhadap paparan inhalasi memerlukan respirator saat bekerja di area bahan kimia. Apabila telah dilakukan pengendalian paparan bahan kimia perlu juga diperhatikan mengenai pertolongan pertama saat terjadi kecelakaan kerja.
Pekerja disarankan untuk memahami prosedur pertolongan pertama untuk meminimalkan kerusakan. Sebagian besar sumber setuju bahwa yang terbaik adalah segera membilas kulit atau mata yang terkena dengan air. Oleh karena itu, perlu mengetahui lokasi emergency eye wash terdekat dengan lokasi bahan kimia. Saat terjadi kecelakaan yang terpenting melakukan pembilasan secara terus menerus hingga tubuh yang terdampak zat kimia memberikan reaksi lebih baik. Setelah itu, segera menuju ke klinik untuk dilakukan penanganan lebih lanjut. Apabila kondisi korban yang terpapar tidak mampu menuju ke klinik sendiri, maka pekerja yang melakukan pertolongan pertama juga perlu memastikan pembilasan harus dilakukan selama proses pengangkutan menuju klinik terdekat. Kelalaian dalam menganaliasa MSDS dapat menyebakan kecelakaan kerja akibat bahan kimia. Peraturan perusahaan mengenai HSE penanganan bahan kimia dapat mencegah dan mengendalikan paparan bahan kimia secara tepat melalui MSDS di area bahan kimia, safety briefing, serta informasi di sekitar area bahan kimia melalui berbagai safety signed area berbahaya. Accident terjadi karena tidak aware terhadap lingkungan sekitar, Bekerja dengan aman kunci kesuksesan dan kebahagiaan dalam kehidupan.
Gambar 1. Contoh MSDS Arcbrite
Gambar 2. Pemindahan bahan kimia